Pada hakikatnya desa Jiwa
Baru sudah ada sejak dahulu yaitu pada beberapa ratus tahun silam,
hanya saja bukti-bukti sejarah belum terkodinir dengan baik, sehingga dalam
penyusunan dan penulisan sejarah desa Jiwa Baru sampai kini, belum didapatkan bukti-bukti
tertulis yang pasti. Kendatipun demikian menurut penuturan pemuka-pemuka
masyarakat serta orang-orang lanjut usia sekiranya dapat di yakini ada
dituturkan sebagai berikut :
1. Asal Usul
Nama desa : Jiwa Baru dalam
“bahasa Lubai disebut duson Jiwe Empai. Nama
ini diambil dari nama 2 desa yang digabungkan yaitu : desa Kurungan Jiwa dan desa
Baru Lubai. Setelah
digabungkan, ada beberapa pilihan nama desa seperti : Kurungan Baru, Kurungan
Lubai, Jiwa Baru, Jiwa Lubai, Baru Kurungan, Baru Jiwa, Lubai Kurungan, Lubai
Jiwa. Nama Jiwa
Baru ditetapkan menjadi nama desa, setelah 2 desa digabungkan tersebut
Desa Kurungan
Jiwa adalah sebuah desa tua di marga Lubai suku 1, menurut penuturan masyarakat
secara turun temurun, bahwa desa ini pada zaman dahulu, tempat bermukim para
pendekar mempunyai ilmu pertahanan tubuh yang mempuni. Dikisahkan pada zaman
pemerintahan kesultanan Palembang Darussalam berkuasa, sering datang serangan
para pendekar dari daerah Pasemah, Pagar Alam ke marga Lubai suku 1, namun
serangan itu dapat di halau oleh para pendekar desa Kurungan Jiwa
Desa Baru
Lubai adalah sebuah desa tua di marga Lubai suku 1, menurut penuturan
masyarakat secara turun temurun, bahwa desa ini semula letaknya di hulu desa Kurungan Jiwa, terletak dekat pemakaman umum.
Sehubungan dengan desa Baru
Lubai, tempat bermukim para kepala pemerintahan dan merupakan ibukota
marga Lubai suku 1, maka desa ini dipindahkan kearah hilir, seperti letaknya
saat ini. Berdasarkan penuturan dari Ayahanda penulis, Muhammad Ibrahim
bin kakek Haji Hasan bin Puyang Aliakim bin Puyang Sinar bin Puyang Riamad bin
Puyang Natakerti, bahwa yang pernah menjadi kepala marga Lubai suku 1 antara
lain : Puyang Depati Subot, Pugok Pangeran Kori, Pugok Haji Muhammad Dum bin Puyang
Maliki.
2. Sumber sejarah
Untuk Onderafdeeling Lematang Ilir sebagai mana ditentukan oleh Staatsblad tanggal 27 Juni 1918 Nomor 352, telah mempunyai Dewan (Plaatselijke Raad atau Locale Raad), yang keluar oleh Controleur, dengan 23 orang anggota, yang terdiri dari 21 orang Bangsa Bumiputra (para Demang/Ass. Demang dan para Pasirah), dan 1 orang bangsa asing serta 1 orang bangsa Eropa, dengan berkedudukan di Muara Enim
Marga Rambang Kapak Tengah, Marga Lubai Suku I, dan Marga Lubai Suku II. termasuk dalam wilayah Pemerintahan Onderafdeeling Ogan Ulu. Desa Kurungan Jiwa dan Baru Lubai termasuk dalam wilayah pemerintahan marga Lubai suku 1
Makam tua terletak ditepi
sungai Lubai, dekat Talang Haji, usianya diperkirakan sudah ratusan tahun,
menurut penuturan Paman Yahmun bin Kakek Soleh, bahwa makam itu salah satu Puyang pendiri desa Jiwa
Baru
Pohon Tanjung tanaman
puyang didekat Masjid Attaqwa, desa Jiwa Baru, batangnya berdiameter 100 centi meter, pohonya tinggi 15 meter, cabangnya banyak, daunnya rimbun bunganya lebat, diperkirakan sudah berusia ratusan tahun
3. Letak desa
Desa Jiwa Baru sering disingkat Jibalub (Jiwa Baru Lubai, Jibar (Jiwa Baru), adalah salah satu desa
dalam wilayah kecamatan Lubai, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan
0 komentar:
Posting Komentar