Sebutir Pasir Lubai

.

Jumat, 29 November 2013

Sejarah Jiwa Baru

Pada hakikatnya desa Jiwa Baru sudah ada sejak dahulu yaitu pada beberapa ratus tahun silam, hanya saja bukti-bukti sejarah belum terkodinir dengan baik, sehingga dalam penyusunan dan penulisan sejarah desa Jiwa Baru sampai kini, belum didapatkan bukti-bukti tertulis yang pasti. Kendatipun demikian menurut penuturan pemuka-pemuka masyarakat serta orang-orang lanjut usia sekiranya dapat di yakini ada dituturkan sebagai berikut :
1.       Asal Usul
Nama desa : Jiwa Baru dalam “bahasa Lubai disebut duson Jiwe Empai. Nama ini diambil dari nama 2 desa yang digabungkan yaitu : desa Kurungan Jiwa dan desa Baru Lubai. Setelah digabungkan, ada beberapa pilihan nama desa seperti : Kurungan Baru, Kurungan Lubai, Jiwa Baru, Jiwa Lubai, Baru Kurungan, Baru Jiwa, Lubai Kurungan, Lubai Jiwa. Nama Jiwa Baru ditetapkan menjadi nama desa, setelah 2 desa digabungkan tersebut
Desa Kurungan Jiwa adalah sebuah desa tua di marga Lubai suku 1, menurut penuturan masyarakat secara turun temurun, bahwa desa ini pada zaman dahulu, tempat bermukim para pendekar mempunyai ilmu pertahanan tubuh yang mempuni. Dikisahkan pada zaman pemerintahan kesultanan Palembang Darussalam berkuasa, sering datang serangan para pendekar dari daerah Pasemah, Pagar Alam ke marga Lubai suku 1, namun serangan itu dapat di halau oleh para pendekar desa Kurungan Jiwa
Desa Baru Lubai adalah sebuah desa tua di marga Lubai suku 1, menurut penuturan masyarakat secara turun temurun, bahwa desa ini semula letaknya di hulu desa Kurungan Jiwa, terletak dekat pemakaman umum. Sehubungan dengan desa Baru Lubai, tempat bermukim para kepala pemerintahan dan merupakan ibukota marga Lubai suku 1, maka desa ini dipindahkan kearah hilir, seperti letaknya saat ini. Berdasarkan penuturan dari Ayahanda penulis, Muhammad Ibrahim bin kakek Haji Hasan bin Puyang Aliakim bin Puyang Sinar bin Puyang Riamad bin Puyang Natakerti, bahwa yang pernah menjadi kepala marga Lubai suku 1 antara lain : Puyang Depati Subot, Pugok Pangeran Kori, Pugok Haji Muhammad Dum bin Puyang Maliki.
2.    Sumber sejarah
Untuk Onderafdeeling Lematang Ilir sebagai mana ditentukan oleh Staatsblad tanggal 27 Juni 1918 Nomor 352, telah mempunyai Dewan (Plaatselijke Raad atau Locale Raad), yang keluar oleh Controleur, dengan 23 orang anggota, yang terdiri dari 21 orang Bangsa Bumiputra (para Demang/Ass. Demang dan para Pasirah), dan 1 orang bangsa asing serta 1 orang bangsa Eropa, dengan berkedudukan di Muara Enim

Marga Rambang Kapak Tengah, Marga Lubai Suku I, dan Marga Lubai Suku II. termasuk dalam wilayah Pemerintahan Onderafdeeling Ogan Ulu. Desa Kurungan Jiwa dan Baru Lubai termasuk dalam wilayah pemerintahan marga Lubai suku 1

Makam tua terletak ditepi sungai Lubai, dekat Talang Haji, usianya diperkirakan sudah ratusan tahun, menurut penuturan Paman Yahmun bin Kakek Soleh, bahwa  makam itu salah satu Puyang pendiri desa Jiwa Baru


Pohon Tanjung tanaman puyang didekat Masjid Attaqwa, desa Jiwa Baru, batangnya berdiameter 100 centi meter, pohonya tinggi 15 meter, cabangnya banyak, daunnya rimbun bunganya lebat, diperkirakan sudah berusia ratusan tahun
3.       Letak desa
Desa Jiwa Baru sering disingkat Jibalub (Jiwa Baru Lubai, Jibar (Jiwa Baru), adalah salah satu desa dalam wilayah kecamatan Lubaikabupaten Muara Enimprovinsi Sumatera Selatan

Senin, 25 November 2013

Analisa SWOT

Pengelolaan Danau dan Rawa di wilayah Lubai dan Rambang mmenggunakan, Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths,weaknessesopportunities, dan threats).

Danau adalah sebuah cekungan di muka bumi dimana jumlah air yang masuk lebih besar dari air yang keluar. Bentang perairan darat yang juga banyak kita jumpai adalah danau. Secara sederhana, danau dapat diartikan sebagai suatu cekungan muka Bumi yang secara alamiah terisi oleh massa air (umumnya air tawar) dalam jumlah relatif besar. Sebagian besar sumber air yang mengisi cekungan danau berasal dari air hujan dan aliran sungai yang bermuara ke danau yang bersangkutan. Pada wilayah Lubai dan Rambang, sumber air danau dari Sungai Lubai dan Sungai Rambang.


Rawa juga dikatakan sebagai genangan air di daratan pada cekungan yang relatif dangkal. Pada wilayah Lubai dan Rambang, terdapat rawa yang airnya tidak selalu tergenang yaitu rawa yang menampung air tawar dilimpahkan air sungai Lubai dan Sungai RambangProses pergantian air yang senantiasa berlangsung mengakibatkan kondisi air di wilayah rawa tidak terlalu asam sehingga beberapa jenis hewan dan tanaman mampu hidup dan beradaptasi dengan wilayah ini.

Dalam kaitannya dengan pengelolaan, sesuai dengan potensi dan permasalahan, maka berdasarkan data yang didapatkan dilakukan analisis SWOT. Analisis SWOT digunakan untuk merumuskan strategi pengelolaan lahan pertanian di Lubai dan Rambang, bersifat kualitatif dengan melakukan identifikasi secara sistematis terhadap berbagai faktor yang melingkupinya. Analisis didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats)

Identifikasi faktor internal dan eksternal dilakukan dengan metode brainstorming dengan tokoh-tokoh masyarakat dan hasil observasi lapangan. Dalam menentukan strategi yang terbaik, dilakukan pemberian bobot melalui penghitungan beberapa aspek dari tiap faktor antara lain : 
  1. Urgensi faktor terhadap misi, meliputi nilai urgensi (NU) dan bobot faktor (BF). 
  2. Dukungan faktor terhadap misi, meliputi nilai dukungan (ND) dan nilai bobot dukungan (NBD). 
  3. Keterkaitan antar faktor terhadap misi, meliputi nilai keterkaitan, nilai rata-rata keterkaitan (NRK), nilai bobot keterkaitan (NBK). 
Penilaian aspek-aspek tersebut dilakukan secara kualitatif yang dikuantifikasi berdasarkan skala Likert dengan model skala nilai. Skala nilai yang dipakai antara 1 – 5. Adapun kriteria pemberian bobot sebagai berikut : 
5 = Sangat tinggi nilai urgensi/nilai dukungan/nilai keterkaitan 
4 = Tinggi nilai urgensi/nilai dukungan/nilai keterkaitan
3 = Cukup tinggi nilai urgensi/nilai dukungan/nilai keterkaitan
2 = Kurang nilai urgensi/nilai dukungan/nilai keterkaitan 
1 = Sangat kurang nilai urgensi/nilai dukungan/nilai keterkaitan 

Disamping itu, diperhitungkan rating untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala dari 4 hingga 1, yaitu dari sangat menonjol sampai kurang menonjol. Perinciannya sebagai berikut : 
4 = Sangat menonjol 
3 = Menonjol 
2 = Cukup menonjol 
1 = Kurang menonjol

Untuk mendapatkan hasil penilaian yang akurat dan sekaligus menghindari subyektifitas penilaian, tokoh-tokoh masyarakat dilibatkan dalam suatu tim kerja untuk melakukan brainstorming berdasarkan penilaian masing-masing tanpa pengaruh dari pihak lain. Penilaian tim kerja dilakukan terhadap nilai rrgensi (NU), nilai dukungan (ND), nilai keterkaitan (NK) dan rating. 

Untuk mendapatkan hasil penilaian yang akurat dan sekaligus menghindari subyektifitas penilaian, tokoh-tokoh masyarakat dilibatkan dalam suatu tim kerja untuk melakukan brainstorming berdasarkan penilaian masing-masing tanpa pengaruh dari pihak lain. Penilaian tim kerja dilakukan terhadap nilai rrgensi (NU), nilai dukungan (ND), nilai keterkaitan (NK) dan rating.

Dengan menghubungkan keterkaitan unsur-unsur internal dan eksternal dalam bentuk matrik SWOT seperti dalam Tabel 2, akan diperoleh dasar-dasar perencanaan strategi. Ada empat strategi yang diperoleh dari matrik tersebut : 
  1. Strategi SO : yaitu membuat strategi dengan cara menngunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
  2. Strategi WO : yaitu membuat strategi dengan cara meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
  3. Strategi ST : yaitu membuat strategi dengan cara menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
  4. Strategi SO : yaitu membuat strategi dengan cara meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman. 
Dari analisis matrik SWOT tersebut akan dihasilkan alternatif strategi pengelolaan Danau dan rawa di wilayah Lubai dan RambangStrategi-strategi alternatif yang didapatkan kemudian diukur ber -dasarkan keterkaitannya dengan beberapa unsur. Unsur-unsur yang digunakan antara lain : 
  • Urgensi 
  • Kemampuan kendali 
  • Biaya 
  • Fisibilitas sosial 
  • Fisibilitas administrasi 
  • Landasan legal 
Keterkaitan dengan unsur-unsur tersebut diberikan nilai dari 1 – 5, dimana semakin tinggi nilainya berarti keterkaitan dengan unsur tersebut semakin besar dan relatif tidak ada kendala dalam mendukung alternatif strategi yang ditawarkan. 
Perinciannya sebagai berikut : 
1 = Sangat rendah 
2 = Rendah 
3 = Cukup 
4 = Tinggi 
5 = Sangat tinggi 

Dari penjumlahan nilai-nilai unsur terkait didapatkan 4 (empat) strategi dengan nilai tertinggi yang dijadikan sebagai urutan prioritas pemecahan masalah. 

Minggu, 24 November 2013

Mengapa Tinggalkan Aku

Mengapa tinggalkan aku...
Memang benah, jeme lubai diera taun 70 an jarang ye pegi merantau. Soalnye idup didusun zaman itu, pecaknye memang menyenangkan. Rasa kebersama'an, hase kekeluarge'an maseh sangat kental. Hal tersebut dapat menutupi kekurangan yang terjadi disektor mate pencari'an dari masyarakat itu sendiri. Misal nye dek ngatek rempahan gulai, muteh tehung sebuhak due di ume jeme ye kite lalu'i nai nakok dek de kan jadi hal. Kele kebile ahi tegah jeme tuan nye tinggal ngumong ba'i

Jeme ye pegi merantau waktu itu lebeh banyak didominasi leh Bujang. Bujang-bujang ini pegi ninggal kan dusun dengan alasan macam-macam :
  • Ade ye merantau nak nyakah ilmu ( sekolah/ ngaji)
  • Ade juge ye pegi ninggalkan dusun, mantak dek kawe nakok.
  • Kadang tu ade juge ye lahi nai dusun mantak kecek ati.
Bujang ye pegi merantau mantak kecek ati biasenye menyangkut masalah pribadi dari bujang tersebut. Misalnye Si Bujang lah bekendak (betepak) ke gades, entah pedie hal nye rasan itu laju urung

Suatu ketika adelah sorang Bujang bername Si Pulan ye waktu itu tinggal diwek'an didusun. Kebetulan si Pulan ini disampeng hidup sebagai Yatem Piatu, die juge dek ngatek pekakangan ngan pehadengan. Cuman si Pulan ini didusun dikatekan jeme temasok Jeme Neman (galak begawi). Jadi enggoh die idup suhang, banyak juge Gades linjang ngan die. Didusun keluarge dekat si Pulan cuman ade Pemamak'an ngan Pe ibungan nai sebelah umaknye. Jeme hang due itu kadang2 langgok juge ngan Si Bujang

Diam-diam si Bujang hupenye jatuh cinte ngan seorang gades didusun itulah, kalu dek salah namenye Si Eneng.Si Eneng ini taunye jeme nye calak. Nganeng si Bujang galak ngan die, Si Eneng gancang2 minte bukti. Mbak selijok betepeklah si Bujang. Barang ye di titepkan itu berupe selembar siwet panjang peninggalan almarhumah Umaknye ngan Sebilah Kehes bahi Pesake Ebaknye. 
Mulak'i nai sane si Bujang ini harus ngikuti adat istiadat dusun.Musem nebang, ngule nebang, musem ngandang, milu ngandang..................pukok nye pedie ba'i pengawian di humah si Eneng, si Pulan selalu tampel didepan.Entah kebile rasa kan laju, pukok nye mbak uji peranggohan jeme dusun tu lah pakam ni'an (kecuali ajal ba'i ye pacak ngurungkan nye)

Malang dek pacak di tulak....................Seorang pemuda pendatang, yang berstatus sebagai Mahasiswa KKN dari salah perguruan tinggi di desa tersebut telah merubah arah jalan pikirian si Eneng. Si Eneng sebagai salah se orang pengurus karang taruna, tentu saja gampang untuk mengenal lebih dekat pemuda pendatang tersebut. Namun mereka sama sekali tidak menampakan adanya hubungan istimewa (Pecak lok bekelinjangan mak itu) dihadapan muda mudi desa tersebut. Hal ini lah yang membuat Si Pulan tidak curiga dengan si Eneng. Sampai akhirnya masa KKN selesai, hubungan antara si Eneng dan Pemuda itu kelihatanya hanya biasa2 saja.

Untung dek pacak diraih.............................
Tige tahun kemudian Si Eneng di bawe jeme tuenye ke kota untok menghaderi pesta perkawenan keluarga. Anehnye ......enggoh lah be kendak, si Pulan dek de di ajak'i. Malah si Pulan di ajung temalam ke ume ebaknye si Eneng untok nunggu'i kebun mengale supaye dek de dimakan babi. Namun alangkah tekejutnye Si Pulan, sebab waktu Umak ngan Ebak si Eneng balek nai kota..............si Eneng dek milu balek ke dusun.
Si Pulan cuman dikihemi selembar surat ye isinye kire2 mak ini:
Kang aku minte ma'af.................... Rasan kite lah urung, sebab aku mak ini lah maleng lahi ngan bujang ye KKN di dusun kite dulu ni.Siwet ngan kehes mon kakang endaknye, ambek ngan umak. Terimekaseh...........selame ini kakang lah sare ngule. Salam hormat nai aku...............Si Eneng.
Dek miker due kali si Pulan langsung mentali pakaian, lahi ninggal kan dusun. Singkat cerite ................beberapa taun kemudian si Pulan ngihem surat ke Pemamak'an ngan Pe Ibungan nye didusun. Die nyeritekan keada'an nye mak ini ahi dirantau. Si Pulan juge Nitep pesan ke Ebak ngan Umak si Eneng. Isi pesannye Tulung Enjok kan kehes duluni ke Pemamak'an nye, sedangkan siwet mon giade enjokan ke Pe Ibungan nye. Di Bagaian akher dari surat tersebut ,si Pulan nules pantun ye baeknye sebagai berikut :

Makmak .........oi Makmak
Tulung Naseb ku.............
Ibung .............oi Ibung
Tulung Nasebku..............

Didusun di tinggal Kundang.........
Dirantau ampe melayang............
Dek ngatek badah begantung......
Denie lok kan umbang................

Pak Marsudi

Pak Marsudi..............Kepale Tasiun Sepur Pagar Gunong ye baek ati. Ini lah name2 Sepur ye galak lalu / melintasi Tasiun Pagar Gunong sekita taun 70 an.
  1. Sepur Espres. Merupakan sepur ye paleng bagus zaman itu.Sepur ini ngangkuti Jeme (penumpang) trayek Pelimbang - Tanjungkarang 
  2. Sepur Kabat. Name KABAT singkatan nai Kereta Api Barang Cepat.Sesuai dengan namenye, sepur ini bejalan gagah dek kejamak'an.Gerbong ye ditarek banyak, sebagian besar isinye barang2 kebutuhan Masyarakat 
  3. Sepur Senel. Entah pedie maksud Senel, kami juge dek tau.Tapi kalu kami kinak, Sepur itu biasenye mawe Batu/ perelatan untok menahi jalan sepur. Kadang tu digabung pule ngan gerbong ye bulat lok tengki untok ngankuti minyak pertamina 
  4. Sepur Kelingker. Sepur ye mawe'i Setingkol (batu bara) untok pajohan Lok / Kepala Sepur.Soalnye waktu itu seluruh sepur maseh nggunekan LOK Kepalak Itam (bukan Diesel)
  5. Sepur Lamsam.  Ini lah sepur penumpang ye behadu disetiap tasiun. Dikatekan Lamsam, mantak Sepur ini bejalan nye mai gelamai lok kan sampai lok dek de.Lamsam mondek salah singakatan nai kete Lambat Sampai
Zaman dulu Sepur merupakan sarana transportasi ye paleng di andalkan leh Masyarakat, temasok Jeme daerah Lubai. Penyebabnye antare laen karene Mubel lum banyak ige lok mak ini ahi. Hude itu hamper seluruh bakal / jalan raya rusak berat. Ape lagi kalu musem ujan, uji jeme lubai di tengah bakal perses lok kubangan babi. Cuman mubel kepalak gajah ngan Mubel Dodge ba'i ye pacak lalu. Itupun harus ade LER (sebangse tali ye begulung diwek) dan ditambangkan dibatang kayu besak pade sa'at mubel telumpur

Sebagai tasiun kecek, bisanye Pagar Gunong cuman ditambati leh Sepur Lamsam. Sepur la'en rate2 Loncnong ( dek behadu) di tasiun itu. Masyarakat juge maklum, ngan aturan ye dibuat leh jeme besak di PERUMKA ( mak ini lah jadi PT KAI).Tekale itu haper tiap pagi Tasiun Pagar Gunong dipenohi leh jeme, baek ye nak pegi ke arah Pelimbang mak itu juge ye nak ngacung ke Baturaje. Gale2 nye nunggu sepur Lamsam ye kan lalu.Kadang tu dek jarang sepur lamsam ye di tunggu leh Masyarakat ternyate Batal/ dek bejalan.Kabar batalnye sepur ini rate2 ngaget/ mendadak. Mak lum lah sarane telpon di tasiun zaman itu maseh ye ingkol2an makai kabal sepanjang jalan sepur, jadi kalu ade batang kayu huboh atau Kehe ye begantung di kabal telpon tengah utan pacak nian perage'an (pembicara'an antare kepale tasiun teganggu) binyi nye dek jelas.

Nah...............tekale itu lah Peranan Pak Marsudi selaku kepale Tasiun menjadi sangat penting sekali bagi masyarakat ye lah telanjur nak berangkat naek sepur. Dari namenye lah pacak kite tebak, bahwe Pak Marsudi itu adelah Hang Jawe.Tapi uji enggoh Die hang jawe pak Marsudi lah pacak nian dengan tabiat jeme daerah Lubai. Jeme lubai kalu lah kesal, sediket dek ngatek penakut.Jangankan sepur Kabat, Senel, Kelingker..................sepur espres ba'i lagi diluntu'i /disibat (bace di lempar) jeme ngan batu.Pada sa'at ketika sepur lamsam batal, pak Marsudi berani mepertarukan jabatan nye demi untok masyarakat Lubai ye nak bepegian. Beliau Nggalang ( bace :memberhentikan) setiap Sepur ye lalu , walaupun seharusnya sepur itu dek behadu di Tasiun Pagar Gunong.Sinyal ( base Lubai Tande) untok sepur nak masok dek de langsung dibukak, supaye sepur lah ngerem nai ja'oh sebelum sampai di tasiun.Sedangkan sinyal untok sepur berangkat belum diceluetkan ke pucok, sebelum jeme ye nak betinggeh kesepur lah na'ek gale.

Terimekaseh Pak Marsudi, semoga perbuatan/alam baek mu diberikan ganjaran ye setimpal oleh Allah SWT. Amin...............

Jumat, 22 November 2013

Berkebun Gaharu

Gaharu adalah kayu berwarna kehitaman dan mengandung resin khas yang dihasilkan oleh sejumlah spesies pohon dari marga Aquilaria, terutama A. malaccensis. Resin ini digunakan dalam industri wangi-wangian (parfum dan setanggi) karena berbau harum. Gaharu sejak awal era modern (2000 tahun yang lalu) telah menjadi komoditi perdagangan dari Kepulauan Nusantara ke India, Persia, Jazirah Arab, serta Afrika Timur. 
 
Indonesia telah dikenal sebagai salah satu negara penghasil gaharu di dunia, karena mempunyai lebih dari 25 jenis pohon penghasil gaharu yang tersebar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, NusaTenggara, Maluku dan Papua. Gaharu merupakan komoditi elit hasil hutan bukan kayu yang saat ini banyak diminati oleh konsumen, baik dalam negeri maupun luar negeri. Pada saat ini teknik budidaya tanaman penghasil gaharu telah dikuasai dengan baik, dari mulai kegiatan perbenihan, persemaain, penanaman dan pemeliharaannya. Di wilayah Lubai dan Rambang sebenarnya pohon tumbuh liar dihutan-hutan, namun saat ini kemungkinan pohon ini sudah sangat berkurang jumlahnya dikarenakan hutan-hutan tersebut sudah berubah fungsi menjadi lahan pertanian kebun Karet dan kebun Sawit
 
Adapun beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam kegiatan budidaya pohon penghasil gaharu adalah sebagai berikut :
  1. Persyaratan Tumbuh. Untuk memperoleh pertumbuhan yang optimal, pohon penghasil gaharu perlu ditanam pada kondisi yang sesuai dengan tempat tumbuhnya di alam. Tempat tumbuh yang cocok untuk tanaman penghasil gaharu adalah dataran rendah, lereng-lereng bukit sampai ketinggian 750 meter di atas permukaan laut 
  2. Penanaman. Penanaman bibit penghasil gaharu dapat dilakukan secara agroforesty (tumpangsari) dengan tanaman jagung, singkong, pisang atau ditanam di sela-sela tanaman pokok yang telah tumbuh terlebih dahulu, seperti karet, akasia, sengon, kelapa sawit, dan lain-lain. Pada tahap awal pertumbuhan di lapangan bibit penghasil gaharu memerlukan naungan. Dengan mengatur jarak tanam yang tepat, maka tanaman penghasil gaharu tidak akan mengganggu pertumbuhan tanaman pokok. Apabila tanaman penghasil gaharu akan ditanam pada hamparan lahan yang luas dan masih kosong (monokultur), maka jarak tanam dapat dibuat 3 X 3 m,  3 x 4 m, 3 x 5 m, 4 m x 4 m atau 5 m x 5 m
  3. Pemeliharaan. Tanaman penghasil gaharu pada umur 1-3 tahun perlu dipelihara secara intensif, terutama mengurangi gangguan dari gulma. Karena tanaman penghasil gaharu telah bermikoriza, maka penggunaan pupuk kimia dapat diminimalisir. Setelah tanaman berumur 4-6 tahun, barulah tanaman penghasil gaharu siap untuk diinduksi secara buatan dengan menggunakan jamur pembentuk gaharu
  4. Pemanenan. Pemanenan gaharu dapat dilakukan minimum 1- 2 tahun setelah proses induksi jamur pembentuk gaharu Apabila ingin mendapatkan produksi gaharu yang baik dari segi kualitas maupun kuantitas, maka proses pemanenan dapat  dilakukan 2-3 tahun setelah proses induksi jamur.Teknik pemanenan dan keahlian dalam pemilahan kayu gaharu (Gubal dan kemedangan) 
Rekayasa Produksi
 
Tahapan rekayasa produksi gaharu secara buatan melalui beberapa proses  sebagai berikut :
  1. lsolasi jamur pembentuk. lsolat jamur pembentuk diambil dari jenis pohon penghasil gaharu sesuai jenis dan ekologi sebaran tumbuh jenis pohon yang dibudidayakan 
  2. ldentifikasi dan skrining. lsolat jamur pembentuk diidentifikasi berdasarkan taksonomi dan morfologinya. Proses  skrining dilakukan dengan menggunakan postulat koch untuk memastikan jamur yang memberikan respons pembentukan gaharu, memang berasal dari jamur yang diinokulasi 
  3. Teknik perbanyakan inokulum. Biakan murni jamur pembentuk gaharu dapat diperbanyak pada media cair dan media  padat.  Diperlukan keterampilan khusus dalam memperbanyak jamur agar proses kemurnian dan  peluang masing-masing jenis jamur pembentuk gaharu akan memberikan respon yang berbeda  apabila disuntik pada jenis pohon penghasil gaharu yang berbeda 
  4. Teknik induksi. Teknik induksi jamur pembentuk gaharu dilakukan pada batang pohon penghasil gaharu. Reaksi pembentukan gaharu akan dipengaruhi oleh daya tahan inang terhadap induksi jamur dan kondisi lingkungan. Respon inang ditandai oleh perubahan warna coklat setelah beberapa bulan disuntik. Semakin banyak jumlah  lubang dan inokulum dibuat maka semakin cepat pembentukan gaharu terjadi. Proses pembusukan batang oleh jamur lain dapat terjadi apabila teknik penyuntikan tidak dilakukan sesuai prosedur


Beume Lebak Dahat

Beume merupakan salah satu sistem pertanian tradisional di Lubai dan Rambang yang hampir punah ditengah-tengah gemerlap sistem pertanian moderen dengan model perkebunan monokultur kelapa sawit. Semangat program pencetakan sawah, optimalisasi lahan dan intensifikasi tanaman dengan penanaman padi 2-3 kali dalam satu tahun dengan penggunaan bibit unggul yang disertai dengan peralatan modern dengan tujuan menyediakan makanan bagi orang kota, hampir melupakan nilai-nilai kearifan lokal yang terbangun dalam sistem pertanian tradisional yang dulu pernah menopang kemadirian pangan di Lubai dan Rambang, salah satu kearifan lokal tersebut adalah ‘beume’.
Beume merupakan salah satu sistem pertanian warisan nenek-moyang yang memanfaatkan lahan dengan menanam padi dan beragam tanaman pendukung lain disekitarnya. Beume atau beberapa masyarakat menyebutnya dengan ladang itu, merupakan salah satu media bertani yang terbagi menjadi dua bagian atau dua bentuk berdasarkan tempat dan peruntukannya yakni Ume Lebak dan Ume Talang.
Ume lebak adalah lahan pertanian yang kontur tanahnya berada di dekat sungai ataupun rawa-rawa. Ume Lebak ditanami padi yang tahan terhadap kadar kelembaban tanah yang tinggi. Adapun Ume Talang adalah lahan pertanian yang tanahnya merupakan daratan. Biasanya dalam Ume Talang terdapat pondok kecil sederhana yang digunakan sebagai tempat tinggal sementara hingga panen tiba, dan umumnya Ume Talang dibuat berbarengan dengan penanaman karet, beragam tanaman pangan sering ditanam di antara pohon karet maupun ditempat yang berbeda namun berdekatan dengan kebun karet yang baru ditanam

Kamis, 21 November 2013

Marga di Muara Enim

Pemerintahan Hindia Belanda, kepala pemerintahannya disebut controlleur yang tunduk kepada Afdeeling Palembang Schebeven Lauden yang pada saat itu asisten residennya berkedudukan di Lahat
 
Disepanjang Sungai Enim terdiri dari marga sebagari beriktu :
  1. Marga Semende Darat
  2. Marga Tebelang patang Puluh 
Disepanjang Sungai Lematang yaitu :
  • Marga Lematang Ilir
Pemerintahan Jepang di ubah menjadi Lematang Simo Gunyang berada di Lahat Sico, dengan nama Lematang Ogan Tengah
 
Masa perang fisik dikenal dengan nama Kewedanan Lematang Tengah yang wilayahnya meliputi 14 Marga dan sebagian besar Marganya dalam Onder Afdeeling Lematang Ilir dan sebahagian lagi dalam Onder Afdeeling Ogan Ulu dan Marga Pemerintahan Onder Afdeeling sekayu
 
Masa Proklamasi 17 Agustus 1945, Wilayah Lematang Ilir dan Wilayah Ogan tengah melalui keputusan Dewan Kepresidenan Palembang pada 20 November 1946 wilayah administrasi Kedewanan Lematang Ilir tidak digabungkan lagi dengan Kabupaten Lahat, selanjutnya dijadikan administratif sendiri dengan Kedewanan diberi nama Lematang Ilir dan Lematang Ogan tengah yang disingkat LIOT
 

Peta desa Tebat Agung

Peta : desa Tebat Agung, kecamatan Rambang Dangku, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Peta ini diproses menggunakan google maps


Peta desa Tanjung Menang

Peta : desa Tanjung Menang, kecamatan Rambang Dangku, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Peta ini diproses menggunakan google maps


Peta desa Suban Jeriji

Peta : desa Subab Jeriji, kecamatan Rambang Dangku, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Peta ini diproses menggunakan google maps


Peta desa Siku

Peta : desa Siku, kecamatan Rambang Dangku, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Peta ini diproses menggunakan google maps

aaa

Peta desa Pangkalan Babat

Peta : desa Pangkalan Babat, kecamatan Rambang Dangku, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Peta ini diproses menggunakan google maps


Rabu, 20 November 2013

Peta desa Muara Niru

Peta : desa Muara Niru, kecamatan Rambang Dangku, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Peta ini diproses menggunakan google maps

Peta desa Muara Emberung

Peta : desa Muara Emberung, kecamatan Rambang Dangku, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Peta ini diproses menggunakan google maps

Peta desa Manunggal Makmur

Peta : desa Manunggal Makmu, kecamatan Rambang Dangku, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Peta ini diproses menggunakan google maps



Peta desa Manunggal Jaya

Peta : desa Manunggal Jaya, kecamatan Rambang Dangku, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Peta ini diproses menggunakan google maps


Peta desa Lubuk Raman

Peta : desa Lubuk Raman, kecamatan Rambang Dangku, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Peta ini diproses menggunakan google maps

 

Peta desa Kuripan

Peta : desa Kuripan, kecamatan Rambang Dangku, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Peta ini diproses menggunakan google maps


Peta desa Kasih Dewa

Peta : desa Kasih Dewa, kecamatan Rambang Dangku, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Peta ini diproses menggunakan google maps


Peta desa Kuripan Baru

Peta : desa Kuripan Baru, kecamatan Rambang Dangku, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Peta ini diproses menggunakan google maps

Peta desa Jemenang

Peta : desa Jemenang, kecamatan Rambang Dangku, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Peta ini diproses menggunakan google maps


Peta desa Gunung Raja

Peta : desa Gunung Raja, kecamatan Rambang Dangku, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Peta ini diproses menggunakan google maps


Peta desa Gerinam

Peta : desa Gerinam, kecamatan Rambang Dangku, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Peta ini diproses menggunakan google maps


Peta desa Air Cekdam

Peta : desa Air Cekdam, kecamatan Rambang Dangku, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Peta ini diproses menggunakan google maps


Peta desa Gemawang

Peta : desa Gemawang, kecamatan Rambang Dangku, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Peta ini diproses menggunakan google maps


Peta desa Dangku

Peta : desa Dangku, kecamatan Rambang Dangku, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Peta ini diproses menggunakan google maps


Peta desa Batu Raja

Peta : desa Batu Raja, kecamatan Rambang Dangku, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Peta ini diproses menggunakan google maps


Peta desa Banu Ayu

Peta : desa Banu Ayu, kecamatan Rambang Dangku, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Peta ini diproses menggunakan google maps

Peta desa Air Duri

Peta : desa Air Duri, kecamatan Rambang Dangku, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Peta ini diproses menggunakan google maps